tolong buatin puisi dong kak
B. Indonesia
intan2045
Pertanyaan
tolong buatin puisi dong kak
2 Jawaban
-
1. Jawaban Ammar2511
Pengemis TuaKarya:
Irsyad Imane Jiddan
Kau duduk di trotoar jalan
Menunggu lampu merah
Hanya meminta harapan
Dengan diri yang pasrah
Tak banyak yang kau harapkan
Hanya sepeser uang
Tak begitu banyak yang kau lakukan
Hanya mengharapkan kasih sayang
Perutmu yang lapar menunggu makanan
Bibirmu yang kering menahan haus
Tak banyak orang yang kasian
Baju dan celana penuh tambalan dan tak halus
Tanpa rumah tanpa keluargaHidup sebatang kara
Tidur beralaskan koran di trotoar jalan
Dialah pengemis tua di ujung jalan lampu merah
Saya agak sedih baca ni puisi,apalagi kalo ketemu pengemis tua jadi terharu gitu -
2. Jawaban zaakiya
temanya bebas kah? kalau bebas boleh dicoba puisi karya saya yang satu ini...
Yang asli telah mati.
Meninggalkan jutaan omong kosong m diri.
Membekaskan luka asa yang terlanjur melambung tinggi.
Kasihan dia,
Tinggallah memandangi purnamanya yang sudah menjauh.
Mustahil pikirnya untuk bisa digenggam kembali.
Miris dia,
Melihat purnama kesayangannya yang kini hanya menimbulkan raut putus asa di wajah.
Purnama sempurnanya,
Sirna,
Melambung ke angkasa,
Bersama ribuan temannya.
Kendatipun sangat berharap,
Lewat purnamanya itu,
Dunia akan diubah,
Nyawa dan ilmu tak lagi sia-sia diperjuangkannya.
Sayang sekali,
Bak mimpi di siang hari,
Semu dan tak pasti.
Tapi lebih kasihan dan miris mereka,
Yang katanya menyimpan milyaran purnama di seragam biru putihnya.
Tanpa sepengatahuan guru,
Purnama liciknya mereka simpan di bawah kolong meja.
Miris sekali melihatnya...
Mereka,
Bahagia sekali merasakannya.
Dua angka nol di belakang berhasil mereka dapatkan kemudian.
Jeritan bahagia dikumandangkan.
Rasa bangga, katanya, mereka ungkapkan.
Bingung, mendengung.
Kecewa, menggema.
Miris, teriris.
Entah Tuhan berhasil atau tidak menciptakan mereka,
Menciptkan manusia-manusia yang sulit dicerna akal sehat kelakuannya.
Kecurangan menang.
Kejujuran jadi arang.
Perlukah disangkal lagi?
Realitanya memang seperti itu.
Kejam dan seribu rasa lainnya jadi satu.
Hai,
Purnama di kolong meja,
Sampai kapan kau berada di sana?
Dalam keterpurukan semu bangsa,
Yang terus berhasil merajalela.
ps: maksud dari puisi itu adalah murid yang hobinya nyolong kesempatan nyontek dari buku di kolong meja waktu ulangan