B. Indonesia

Pertanyaan

tolong buatin puisi dong kak

2 Jawaban

  • Pengemis TuaKarya:
    Irsyad Imane Jiddan

    Kau duduk di trotoar jalan
    Menunggu lampu merah
    Hanya meminta harapan
    Dengan diri yang pasrah
    Tak banyak yang kau harapkan
    Hanya sepeser uang
    Tak begitu banyak yang kau lakukan
    Hanya mengharapkan kasih sayang
    Perutmu yang lapar menunggu makanan
    Bibirmu yang kering menahan haus
    Tak banyak orang yang kasian
    Baju dan celana penuh tambalan dan tak halus
    Tanpa rumah tanpa keluargaHidup sebatang kara
    Tidur beralaskan koran di trotoar jalan
    Dialah pengemis tua di ujung jalan lampu merah



    Saya agak sedih baca ni puisi,apalagi kalo ketemu pengemis tua jadi terharu gitu
  • temanya bebas kah? kalau bebas boleh dicoba puisi karya saya yang satu ini...



    Yang asli telah mati.
    Meninggalkan jutaan omong kosong m diri.
    Membekaskan luka asa yang terlanjur melambung tinggi.

    Kasihan dia,
    Tinggallah memandangi purnamanya yang sudah menjauh.
    Mustahil pikirnya untuk bisa digenggam kembali.

    Miris dia,
    Melihat purnama kesayangannya yang kini hanya menimbulkan raut putus asa di wajah.
    Purnama sempurnanya,
    Sirna,
    Melambung ke angkasa,
    Bersama ribuan temannya.
    Kendatipun sangat berharap,
    Lewat purnamanya itu,
    Dunia akan diubah,
    Nyawa dan ilmu tak lagi sia-sia diperjuangkannya.

    Sayang sekali,
    Bak mimpi di siang hari,
    Semu dan tak pasti.

    Tapi lebih kasihan dan miris mereka,
    Yang katanya menyimpan milyaran purnama di seragam biru putihnya.
    Tanpa sepengatahuan guru,
    Purnama liciknya mereka simpan di bawah kolong meja.

    Miris sekali melihatnya...

    Mereka,
    Bahagia sekali merasakannya.

    Dua angka nol di belakang berhasil mereka dapatkan kemudian.
    Jeritan bahagia dikumandangkan.
    Rasa bangga, katanya, mereka ungkapkan.

    Bingung, mendengung.
    Kecewa, menggema.
    Miris, teriris.

    Entah Tuhan berhasil atau tidak menciptakan mereka,
    Menciptkan manusia-manusia yang sulit dicerna akal sehat kelakuannya.

    Kecurangan menang.
    Kejujuran jadi arang.

    Perlukah disangkal lagi?
    Realitanya memang seperti itu.
    Kejam dan seribu rasa lainnya jadi satu.

    Hai,
    Purnama di kolong meja,
    Sampai kapan kau berada di sana?
    Dalam keterpurukan semu bangsa,
    Yang terus berhasil merajalela.


    ps: maksud dari puisi itu adalah murid yang hobinya nyolong kesempatan nyontek dari buku di kolong meja waktu ulangan

Pertanyaan Lainnya