Biologi

Pertanyaan

Dari beberapa jenis leukosit, manakah yang memiliki jumlah paling banyak dan manakah yang memiliki jumlah paling sedikit? Jelaskan ciri² masing²

1 Jawaban

  • Kelas: XI
    Mata Pelajaran: Biologi 
    Materi: Sistem Peredaran Darah pada Manusia

    Kata Kunci: Neutrofil, Basofil, Eosinofil, Limfosit, Monosit,


    Pembahasan:

     

    Dari beberapa jenis leukosit (sel darah putih), yang memiliki jumlah paling banyak adalah neutrofil (62%), diikuti oleh limfosit (30%), monosit (5,3%), eosinofil (2.3%) dan yang jumlahnya paling sedikit adalah basofil (0,4%).

     

    1. Neutrofil

     

    Neutrofil biasanya merupakan sel darah putih paling banyak, sekitar 62% pada orang dewasa dan sel darah putih ini biasanya mencapai kira-kira 50 sampai 70% leukosit dalam aliran darah. Sumsum tulang biasanya menghasilkan sekitar 100 miliar neutrofil setiap hari.

     

    Neutrosil berinti sel berongga yang kaya kromatin, sehingga berwarna agak kemerahmudaan (pink pudar). Neutrofil mentarget bakteria dan fungi (jamur).

     

    Neutrofil adalah fagosit, yang berarti mereka mengelilingi dan menelan kuman menyerang, yang kemudian terbunuh dan dicerna. Neutrofil juga memproduksi jaring mikroskopik, yang dikenal sebagai perangkap ekstraselular neutrofil (NET), yang menjerat kuman penyebab penyakit. Neutrofil bermigrasi melalui dinding pembuluh darah ke dalam jaringan terinfeksi sebagai respons terhadap sinyal kimia yang dipicu saat invasi menular terjadi.

     

    2. Limfosit

     

    Limfosit biasanya merupakan jenis sel darah putih paling banyak kedua dalam aliran darah, kira-kira berjumlah 30% pada manusia dewasa, berkisar dari 20 sampai 40% di peredaran darah.

     

    Limfosit beredar di antara aliran darah dan kelenjar getah bening dan jaringan limfatik lainnya, seperti limpa. Meski terlihat sama di bawah mikroskop, dua jenis limfosit yaitu sel T dan sel B, keduanya melakukan fungsi yang berbeda.

     

    Sel B menghasilkan protein yang disebut antibodi, yang menarget dan menyerang kuman untuk dihancurkan oleh sel sistem kekebalan lainnya.

     

    Sel T membantu pengenalan penyebab inveksi dan pengaktifan sel sistem kekebalan lainnya. Sel T sitotoksik dan sel pembunuh alami adalah tipe khusus limfosit T yang menyerang dan membunuh sel abnormal, seperti sel kanker dan sel yang terinfeksi virus.

     

    3. Monosit

     

    Monosit berjumlah sekitar 5,3% pada orang dewasa. Monosit adalah jenis sel darah putih yang berukuran terbesar, dapat berukuran hingga 30 μm.

     

    Monosit memiliki reseptor yang mendeteksi sinyal kimia yang mengindikasikan adanya infeksi atau peradangan jaringan, dan reseptor lainnya yang mengenali organisme yang menyerang. Monosit adalah sel kekebalan yang serbaguna yang mengalami pematangan lebih lanjut, yang dikenal sebagai diferensiasi, yang memungkinkan Monosit melakukan fungsi tertentu.

     

    Monosit biasanya beredar di aliran darah selama beberapa jam sampai beberapa hari sebelum bermigrasi ke jaringan tubuh, di mana Monosit berdiferensiasi menjadi makrofag. Sel-sel ini mampu menelan dan membunuh organisme penyebab infeksi, terutama bakteri.

     

    4. Eosinofil

     

    Eosinofil biasanya sekitar 1 sampai 4% dari leukosit yang beredar di aliran darah, rata-rata 2.3% pada orang dewas. Eosinofil sangat penting dalam melawan infeksi parasit.

     

    Parasit yang ditarget eusinofil mulai dari organisme bersel tunggal, seperti yang menyebabkan malaria, hingga cacing pita yang bisa tumbuh hingga 16 kaki atau lebih lama.

     

    Eosinofil juga mampu melawan bakteri, meski kurang efisien dibanding neutrofil dan makrofag. Sel darah putih ini juga berperan dalam beberapa jenis reaksi alergi.

     

    5. Basofil

     

    Basofil adalah jenis sel darah putih yang paling jarang atau sedikit jumlahnya, terhitung kurang dari 1 sampai 2% dari leukosit dalam aliran darah.

     

    Basofil memiliki reseptor permukaan yang mengikat sejenis antibodi yang bertanggung jawab untuk memicu reaksi alergi. Basofil melepaskan histamin saat ada antibodi spesifik pemicu alergi pada permukaan sel, sebagai reaksi dari tubuh akan adanya alergen ini.  

     

Pertanyaan Lainnya