B. Indonesia

Pertanyaan

buatlah 5 bait syair sejarah!

2 Jawaban


  • Rahman itu sifat
    Tiada bercerai dengan kunhi zat
    Nyatanya itu tiada bertempat
    Barang yang bekal sukar mendapat

    Rahim itu sifat yang sedia
    Wajiblah kita kepadanya percaya
    Barang siapa yang mendapat dia
    Dunia akhirat tiada berbahaya

    Al-hamduliâllah tahmid yang ajla
    Nyatanya dalam kalam Allah ala
    Madah terkhusus bagi hak taâ ala
    Sebab itulah dikarang oleh wali Allah

    Setelah sudah selesai pujinya
    Salawat pula akan nabi-Nya
    Di sanalah asal mula tajallinya
    Kesudahan tempat turun wahyunya

    Muhammad itu nabi yang khatam
    Mengajak ke hadrat rabbi al-alam
    Sesungguhnya dahulu nyatanya (kelam)
    Dari pada pancarnya sekalian alam

    Salawat itu masyhur lafaznya
    Telah termazhur pada makhluknya
    Allahumma salliâalaihi akan agamanya
    Di sanalah nyata sifat jamalnya

    Tuanku sultan yang amat sakti
    Akan Allah dan rasul sangatlah bakti
    Suci dan ikhlas di dalam hati
    Seperti air ma’al-hayati.

    Daulatnya bukan barang-barang
    Seperti manikam yang sudah di karang
    Jikalau dihadap sengala hulubalang
    Cahaya durjanya gilang gemilang

    Raja berani sangatlah bertuah
    Hukumannya ‘adil kalbunya murah
    Segenap tahun zakat dan fitrah
    Fakir dan miskin sekalian limpah

    Sultan di Goa raja yang sabar
    Berbuat ‘ibadat terlalu gemar
    Menjauhi nahi mendekatkan amar
    Kepada pendeta baginda belajar.

    Baginda raja yang amat elok
    Serasi dengan adinda di telo’
    Seperti embun yang sangat sejuk
    Cahayanya limpah pada segala makhluk

    Tiadalah habis gharib kata
    Sempurnalah baginda menjadi sultan
    Dengan saudaranya yang sangat berpatutan
    Seperti emas mengikat intan

    Bijaksana sekali berkata-kata
    Sebab berkapit dengan pendeta
    Jikalau mendengar khabar berita
    Sadarlah baginda benar dan dusta

    Kekal ikrar apalah tuanku
    Seperti air zamzam di dalam sangku
    Barang kehendak sekalian berlaku
    Tenteranya banyak bersuku-suku

    Patik persembahkan suatu rencana
    Mohon ampun dengan karunia
    Aturnya janggal banyak ta’kena
    Karena ‘akalnya belum sempurna

    Mohonkan ampun gharib yang fakir
    Memcatatkan asma di dalam sya’ir
    Maka patik pun berbuat sindir
    Kepada negeri asing supaya lahir

    Tuanku ampun fakir yang hina
    Sindirnya tidak betapa bena
    Menyatakan asma raja yang ghana
    Supaya tentu pada segala yang bijaksana

    Maka patik berani berdatang sembah
    Harapkan ampun karunia yang limpah
    Tuanku ampuni hamba Allah
    Karena aurnya banyak yang salah

    Tamatlah sudah memuji sultan
    Tersebutlah perkataan Welanda syaitan
    Kornilis Sipalman penghulu kapitan
    Raja Palakka jadi panglima

    Demikian asal mula pertama
    Welanda dan Bugis bersama-sama
    Kornilis Sipalman ternama
    Raja Palakka menjadi panglima

    Berkampunglah Welanda sekalian jenis
    Berkatalah Jendral Kapitan yang bengis
    Jikalau alah Mengkasar nin habis
    Tunderu’ kelak raja di Bugis

    Setelah didengar oleh si Tunderu’
    Kata jenderal Welanda yang mabuk
    Berbangkitlah ia yang duduk
    Betalah kelak di medan mengamuk

    Akan cakap Bugis yang dusta
    Sehari kubedil robohlah kota
    Habis kuambil segala harta
    Perempuan yang baik bahagian beta

    Jika sudah kita alahkan
    Segala hasil beta persembahkan
    Perintah negeri kita serahkan
    Kerajaan di bone’Tunderu’ pohonkan

    Setelah didengar oleh jenderal
    Cakap Tunderu’ orang yang bebel
    Disuruhnya berlengkap segala kapal
    Seorang kapitan dijadikan amiral

    Putuslah sudah segala musyawarat
    Welanda dan bugis membawa alat
    Beberapa senapang dengan bangat
    Sekalian soldadu di dalam surat.

    Tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda-muda
    Memakai kamsol cara Welanda
    Rupanya sikap seperti Garuda
    Bermuatlah ke kapal barang yang ada

    Delapan belas kapal yang besar
    Semuanya habis menarik layer
    Turunlah angin barat yang besar
    Sampailah ia ke negeri Mengkasar

    Di laut Barombong kapal berlabuh
    Kata si Bugis nati dibunuh
    Jikalau raja yang datang menyuruh
    Semuanya tangkap kita perteguh

    Pada sangkanya Bugis dan Welanda
    Dikatanya takut gerangan baginda
    Tambahan Bugis orang yang bida’ah
    Barang katanya mengada-ngada

    Segala ra’yat yang melihat
    Ada yang suka ada yang dahsat
    Sekalian rakyat berkampung musyawarat
    Masuk mengadap duli hadrat

    Daeng dank are masuk ke dalam
    Mengadap duli mahkota ‘alam
    Berkampunglah segala kaum Islam
    Menantikan titah Syahi ‘alam

    Akan titah baginda sultan
    Siapatah baik kita titahkan
    Tanyakan kehendak Welanda syaitan
    Hendak berkelahi kita lawan



    Menyahut baginda Karaeng Ketapang
    Karaeng we jangan hatimu bimbang
    Jikalau Welanda hendak berperang
    Kita kampungkan sekalian orang

    Dititirlah nobat gendering pekanjar
    Bunyinya gemuruh seperti tagar
    Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
    Adalah geger negeri Mengkasar

    Bercakaplah baginda Keraeng Popo
    Mencabut sunderikyang amat elok
    Barang di mana ketumbukan si Tunderu’
    Daripada tertawan remaklah habi
  • tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda muda kamsul cara welanda rupanya sikap seperti bermuatlah di kapal barang yang ada

    delapan belas kapal yang besar semuanya habis menarik layar turunlah angin barat yang besar sampailah ia ke negeri mengkasar

    semoga membantu

Pertanyaan Lainnya