B. Indonesia

Pertanyaan

Tak Sempat Kuungkapkan
Cerpen Karangan: Noorhayati
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 31 October 2017

“Sangat menyebalkan sekali, kenapa dia selalu senyum padaku sedangkan aku tak mengenalnya. Aneh, memang aneh!” ucapku kesal. Dia selalu melontarkan senyumannya untukku setiap saat bertemu, memandangiku tanpa jenuh, membingungankan sekali kelakuan anak itu.

Ya, dia adalah beny anak Ipa 3, sedangkan aku anak ipa 1. Saat pertama mengenalnya adalah saat kami terkunci di luar gerbang. Aku memberanikan diri untuk memanjat gerbang itu. Dia sempat menertawakanku saat rokku terkait. “dasar otak mes*m.” bentakku pada Beny.
4 bulan sudah kami kenal, namun aku tidak pernah memperkenalkan namaku padanya, hanya saja aku bingung dari mana dia mengetahui namaku. “Tias.” teriak seseorang dari jendela. Kelasnya dan kelasku bersampingan, kebetulan sekali kami sama-sama duduk dekat jendela.

1 tahun telah berlalu kini kami sudah kelas 2. Perasaanku mulai tak karuan pada Beny. Aku jadi salah tingkah karena dia selalu memperhatikanku. Aku rasa aku mulai menyukainya. Sejak saat itu sikapku berubah, maklumlah lagi kasmaran namanya, tapi aku tak pernah menceritakan hal ini pada siapa pun bahwa aku menyukai Beny. Aku rasa dia juga tak mengetahui perasaanku, aku tidak ingin ada seorang pun tahu tentang perasaanku apalagi Beny. Aku bersikap padanya seolah-olah aku tak menyukainya.

7 bulan berlalu, aku mulai memperhatikannya sampai pada suatu hari aku tak melihatnya berada di bangkunya. Pada hari itu aku bertanya pada oyem sahabatnya. “Beny nggak masuk kelas ya?” tanyaku. “Beny sedang di UKS.”

Aku pun pergi ke UKS modus hanya ingin melihat wajahnya, aku pura-pura pusing. Saat aku mulai tertidur, sekilas suara menyadarkanku. “kalo pusing minum obat, obatnya ada di loker nomor 4.” aku terkejut sekali saat gorden pembatas ditarik Beny.

Tanpa kusadari sekarang aku sudah kelas 3 SMA. Aku sangat mengagumi Beny, tapi aku tak pernah mengungkapkan itu pada siapapun, aku hanya menulisnya di kertas dan kusimpan dalam kotak kecil. Saat semua orang telah habis pulang sekolah tersisalah aku sendiri di sekolahan. Aku berjalan menuju kelas Beny dan melirik ke arah bangku duduknya kurasakan saat itu dia ada bersamaku. Aku duduk di bangkunya tanganku tepat mengenai lacinya. Kurasa tanganku sedang menyentuh tumpukkan kertas perlahan kubuka. Sangat menyentuh sekali semua itu curhatan Beny. Dan ada kata-kata yang sempat terngiang di ingatanku yaitu
“pasir merindukan ombak, tanah merindukan air, angin merindukan hujan, dan aku merindukanmu.” entah siapakah yang dia maksud.

Hari ini hari terakhir kami menjadi siswa di SMA BAKTI KARYA, hari terakhirku melihat Beny. Selesai acara pelepasan siswa, kulihat wajah Beny saat itu sangat bahagia, aku pun ikut bahagia. Dia lontarkan senyum paling manis untukku. Aku dapat merasakan bahwa itu adalah senyum perpisahan kami.

Selesai acara semua siswa pulang kecuali aku. Aku berjalan di sekolah sambil melihat-lihat pemandangan yang ada untuk terakhir kalinya. Aku sempat singgah di kelas Beny dan duduk di bangkunya. Kudapatkan selipat kertas yang tertinggal di lacinya. “aku mengagumi tanpa kata, ku membisu saat ingin mengungkapkannya, hatiku membeku, napasku berhenti, kadang jantungku berdebar. Terima kasih atas perhatian kecilmu, aku tahu kau juga memandangku dari jendela, ya aku tahu itu. Terima kasih atas segalanya. Aku menunggumu bidadari Ipa 1 (TIAS A).” aku sempat meneteskan air mata terharu, “aku mencintaimu Ben, meskipun tak sempatku ungkapkan.”

Aku berontak keluar kelas berlari menuju gerbang sekolah, sedih sekali saat kulihat semua dalam keadaan sunyi sepi, namun berharap suatu saat kami dipersatukan kembali. Aku sangat bahagia bisa mengenalnya meskipun aku tak bisa memilikinya.

TAMAT.



pertanyaannya :
1) Siapa tokohnya?
2) Karakter/watak tokoh tersebut?
3) Tempat kejadian/peristiwa :
A. Latar waktu :
B. Latar tempat :