B. Indonesia

Pertanyaan

Leman meyakini, ia perlu uang. Ia perlu pamrih untuk sedikit dari sekian banyak pertolongannya yang diberikan pada Bu Ca. Kadang dalam hati Leman mengumpat, kenapa di lain kadang Bu Ca tak pernah sekali pun menawarkan ia uang. Apakah lantaran basa-basin ya pertama dulu. Atau memang Bu Ca pelit.
Leman merangkulkan tangannya ke tubuh istrinya. Ia ingat Bu Camat, ia pun punya niat untuk mendatangi Bu Camat esok hari guna memberikan gambaran, bahwa ia butuh uang banyak untuk menebus biaya kelahiran anaknya yang sedikit hari lagi. Ia, bagaimanapun, tak ingin gagal jadi suami, jadi ayah, jadi laki-laki yang ber tanggung jawab membahagiakan istrinya Salina.
***
Baru saja membantu mendorong mobil kodok Bu Camat yang sering mogok itu, Leman disuruh Bu Camat menimba sumur yang kemasukan bangkai kucing.
"Tolong benar ya, Man, ya! Airnya sudah busuk. Entah siapa yang memasukan kucing ke sumur," kata Bu Camat pada Leman.
Leman cuma mengangguk. Dalam hatinya ada sedikit cahaya harapan. Berarti, ia tidak akan merasa segan atau malu minta atau minjam uang ke Bu Camat untuk persiapan biaya istrinya bersalin karena sudah diawali dengan bekerja.
Seharian sendiri Leman menimba sumur yang tak terlalu dalam itu. Pas menjelang senja, ketika semburat jingga membiasi langit, kerja Leman selesai. Cukup melelahkan juga.
Kini ia menunggu waktu yang tepat menemui Bu Camat guna menyampaikan niat hatinya. Hari ini ia harus berani meminjam atau minta uang pamrih ke Bu Camat agar pas anaknya lahir ia tak terlalu pusing membawa bayinya pulang.
Baru saja Leman menghadap Bu Camat, sekitar enam orang wanita Dharma Wanita datang bertamu. Kesempatan Leman untuk mengungkap kan keinginannya tertunda. Terpaksa ia harus menunggu. Tapi, pas magrib usai, ibu-ibu Dharma Wanita kecamatan itu belum juga pamit. Leman gelisah.
Akhirnya Leman pamit hati-hati pada Bu Camat.
"Terima kasih Man, ya! Besok bantu saya perbaiki dapur, ya?!" kata Bu Camat. Leman mengangguk dengan senyum yang dipaksakan semanis mungkin.
Sesampai di rumah, Leman tergagap. Adiknya, Ican, mencegatnya di pintu dengan kabar yang menyengat perasaannya.
SOAL:
1)majas apa yang digunakan dalam cerpen tersebut dan jelaskan mengapa menggunakan majas tersebut

2 Jawaban

Pertanyaan Lainnya