Sejarah

Pertanyaan

Apa latar belakang dari peristiwa lepasnya timor timur?

1 Jawaban

  • latar belakangnya adalah...

    Posisi Timor Timur yang terselip di sela kebulatan wilayahIndonesia memang menjadikannya seperti kerikil dalam sepatu. Membuatnya serba canggung.

    Dalam masa perang dingin, Amerika Serikat sering menggembosi kekuatan komunisme di seluruh penjuru dunia. Mereka khawatirTimor Portugis (nama Timor Timur pada masa lampau) menjadi salah satu basiskomunisme di Asia Tenggara sebagai perpanjangan poros Pyongyang – Ho ChiMinh City yang gagal dieliminasi melalui perang Korea dan perangVietnam.

    Sangat wajar jika Indonesia dibuat sedikit paranoid sehingga mau dijadikan bumper oleh Amerika Serikat. Apalagi Indonesia senantiasa dibayang-bayangi kisah G-30-S yang menempatkan komunisme sebagai bahaya laten.

    Dengan dukungan terselubung Amerika Serikat, Indonesia akhirnya berhasil menjadikan Timor Timur sebagai propinsi ke-27. Australia bahkan termasuk negara yang mendukung lobby Indonesia di PBB.Australia tidak menentang Indonesia karena Australia pun berkepentingan atas keberadaan Timor Timur yang berada di pintu Utaranya. Kisah Timor Timurternyata tidak berjalan semulus dugaan dan rencana. Setidak-tidaknya ada 3macam keinginan yang mulanya menjadi sebab perang saudara di Timor Timur setelah Portugal angkat kaki dari bumi Loro Sae, yakni:


    1. Setuju bergabung dengan Indonesia (yang bukannya tanpa reserve,melainkan ada kesepakatan-kesepakatan khusus).

    2. Tetap menjadi bagian Portugal sebagai koloni seperti halnyaMacao.

    3. Merdeka sebagai negara baru yang berdiri sendiri.



    Masing-masing keinginan tersebut terkristalisasi dalam kekuatan partai-partai politik seperti Apodeti, UDT, KOTA, Trabalhista, dan Fretilin berikut fraksi-fraksi bersenjatanya. Setelah Timor Timur bergabung dengan Indonesia,kekuatan yang tidak menginginkan bergabung dengan Indonesia terus melakukan aksi yang memperlihatkan bahwa mereka masih eksis.

    Dalam pandangan mereka, yang terjadi bukanlah integrasi melainkan INTERVENSI (seperti UniSovyet terhadap Afghanistan pada masa itu). Upaya mereka didukung oleh lobby politik di tingkat dunia.Berbeda dengan penanganan kasus front separatis Moro (MNLF) diPhilipina dimana Indonesia sukses dalam perannya sebagai penengah dan pendamai sehingga Moro mendapat otonomi khusus, Indonesia justru menerapkan tangan besi terhadap gerakan separatis di Timor Timur. Prinsip Kaisar Nero yang berusaha meredakan keresahan rakyat Romawi dengan “memberi roti dan hiburan gladiator” hendak diterapkan di TimorTimur. Pembangunan fisik digalakkan dimana-mana termasuk berusaha merebuthati umat Katholik dengan membangun patung Yesus terbesar ke-2 di duniasetelah Brasil. Dilain pihak, kekerasan terus berlangsung secara terselubung.Jika pada awalnya lebih banyak rakyat Timor Timur yang setuju berintegrasi dengan Indonesia dengan harapan berakhirnya kekerasan berdarah perang saudara, pada perkembangan selanjutnya justru kekuatan anti-integrasikian bertambah. Hal ini dapat dilihat dari usia generasi muda Falintil yang lebihmuda usianya dibanding masa integrasi itu sendiri. Kecewa dan dendam. Itulah jawabannya. Bisa jadi, mereka bahkan pendukung integrasi. Mereka berbalikakibat kebiadaban militer yang paranoid terhadap ulah gerilyawan Fretilin sehingga tidak pandang bulu membabat warga sipil Timor Timur yang tidak bersalah.Banyak anak yang mendendam pada pihak militer karena anggota keluarga mereka dianiaya, diperkosa, diculik, dibunuh. Akibatnya, banyak anakmuda yang bergabung dengan pihak anti-integrasi bukan karena kesamaan ideologi, melainkan dendam pada militer. Bukanya mengurangi jumlah pembangkang, justru semakin bertambah deretan orang yang antipati. Upay memberi keleluasaan unjuk rasa dalam koridor demokrasi yang dicoba diterapkan oleh Sintong Panjaitan (Pangdam Wirabhuana saat itu) sebenarnya sudah membuka peluang angin segar. Menurutnya, lebih baik membiarkan riak-riakkecil yang terpantau daripada memendam magma yang bisa meletus tanpa kendali. Namun upaya harmonisasi ini ditekuk habis oleh aksi di luar jalur komando yang meledakkan tragedi Santa Cruz.

Pertanyaan Lainnya