B. Indonesia

Pertanyaan

Ceritakan kembali Cerpen berikut ini dengan kata kata sendiri!

Ada kisah, pada siang hari yang sangat menarik di sebuah perempatan jalan raya ada suatu di kota besar. Bahkan ada putra yang sedang berkendara, lalu ia melihat lampu di perempatan jalan setelah itu berubah dari warna kuning ke warna merah.

Bukannya dia untuk melambatkan laju mobilnya, ia pun malah ’tancap’ gas sesua yang dia inginkan. Lalu dia tahu, ada lampu merah di persimpangan itu terkadang ini menyala agak cukup lama. Keengganannya akan nunggu untuk membuat dan nekad lalu ia pin akan menerobos lampu lalu lintas.

Nah setelah ia melakukan pelanggaran ia pun akan segera menuai reaksi dan terdengar dari suara peluit yang cukup keras sekali.

“Priiiiiiitttt!” Ada seorang polisi melambaikan tangan lalu ia pun untuk memaksa nya untuk berhenti.

Dengan hati-hati mengumpat jengkel, lalu putra menepikan untuk kendaraannya. Terlihat dari kaca spion, dia pun akan memperhatikan kepada polisi lalu dia pun untuk bertemu, dengan memasang wajah yang sangat familiar.

“Ah, itu kan Rama, teman SMA-ku yang dulu!” Putera pun akan terasa lega, lalu ia akan segera turun dari mobil dan untuk menyambut Rama, akan ini persis dengan teman lama.
“Hai, Rama. Bagaimana kabarmu? Saya senang sekali bisa bertemu dengan kamu lagi! Maaf nih ya, gua lagi buru-buru, akan tetapi saya terpaksa untuk menerobos lampu merah.”
“Halo Putra,” sapa Rama.

Akan tetapi, dengan memasang dengan wajah yang cukup serius dan tanpa melakukan senyuman di wajahnya.



“Gua sangat mengerti. Tapi Put, gua jujur aja nih, kami di sini sering memperhatikan kamu, ketika melanggar lampu merah yang di persimpangan itu lhoo.”
“Oh Benar?” Putra pun terlihat memasang wajah yang kurang senang. “Lebih baiknya, silahkan tilang aja!”

Baca Juga Kata-kata Bijak Kehidupan, Islami, Cinta, Mutiara dan Lucu
Degah wajah yang kasar, Lalu putra pun akan menyerahkan SIM-nya pada Rama lalu masuk ke mobilnya sambil melakukan dengan membanting pintu. Dengan memancarkan bagian sudut matanya,

Putra pun ingin memperhatikan Rama untuk menulis. Dan hatinya terasa jengkel, bahkan dia mengingat kelakuan terhadap pada teman lamanya, karena ada rasa yang kurang simpatik begitu.

Tak lama kemudian, Rama pun akan mendatangi mobil Putra. Bahkan Putra pun akan menurunkan kaca terhadap pada jendela sedikit, lalu ia pun mengambil kertas yang cepitkan dengan celah yang cukup sempit, dan melemparnya secara ke arah atas dashboard mobil. Rama pun sempat tertegun ketika melihat perilaku terhadap teman lamanya.

Lalu ketika tiba pada tempat tujuan, sebelum turun dari mobil, Putra pun akan mengambil kertas dari Rama. Bahkan ia pun akan menyadari SIM-nya terselip yang cukup sempit. Untuk kertas yang di tebak nya, surat tilang ternyata salah satu secarik surat untuknya.
Sambil memikirkan sampai seribu kali, Dia pun akan segera untuk membaca isi surat Rama.

“Putra, kemungkinan besar kamu masih terlihat jengkel ya. Kami ingin berbagi cerita nih untuk kamu. Waktu itu, aku mempunyai seorang anak wanita. Sayangnya, ia sudah meninggal, tertabrak orang yang melakukan supir yang ngebut, lalu ia menerobos lampu merah.

Nah setelah itu orang itu akan di penjara sebanyak beberapa bulan saja dan lalu untuk masa tahanan nya akan berakhir, dia akan bisa untuk menemui dan memeluk anaknya lagi. Sedangkan, ini anakku yang satu-satunya sudah tiada.

kemungkinan besar kamu akan bisa berpikir, karena pelanggaran pada lalu lintas sebagai hal yang sangat remeh sekali. Akan tetapi untuk kami, pelanggaran dengan jenis ini merupakan hal yang sangat besar untuk mempengaruhi seluruh dalam kehidupan ku.

Dan saya harap Anda untuk berhati-hati dalam melakukan berkendara. Semoga Anda bisa selamat sampai di tujuan yang kamu tujukan. Salam, Rama.”

Putera terhenyak. Dan matanya terlihat berkaca-kaca, dan memiliki rasa yang cukup sedih dan menyesal di situ. Dia pun akan berjanji di dalam hati akan selalu untuk meminta maaf dengan Rama dan pada waktu itu akan berhati-hati dalam melakukan berkendara.

Karena ini salah satu yang sering kali ketidak hati-hatian dalam berkendara, karena kami dalam sikap yang bisa menyebabkan celaka untuk orang lain. Karena waktu itu terjadi, yang sudah tersisa hanya di dalam kesedihan dan penyesalan.

Mari kita bersama-sama dengan tingkatkan kewaspadaan terhadap kita sendiri dan lebih untuk berhati-hati dalam melakukan bersikap, hanya untuk menghargai pada kehidupan kita sendiri dan orang lain.

Tolong dihawab ya!

1 Jawaban

  • sebuah kisah,pada siang hari yang menarik disebuah perempatan jalan raya,ada seorang ank bernama putra yang sedang berkendara,ia melihat lampu di jalan telah berubah dari kuning menjadi merah.

    bukannya melambatkan mobil nya ia malah tancap gas.karena ia tau lampu merah di persimpangan ini menyala cukup lama.keenganannya untuk nunggu membuat nya nekad menerobos lampu lalu lintas.

    saat ia menerobos lampu lalu lintas terdengar suara peluit yang cukup keras.

    "priiit"seorang polisi melambaikan tangannya menyuruh ia untuk berhenti.
    dengan jengkel putra menepikan kendaraannya.
    dari kaca spion ia melihat wajah polisi itu yang terasa familiar.

Pertanyaan Lainnya